GMPI Desak Realisasi Betonisasi Jalan Dramaga

Pemerintah Kabupaten Bogor akhirnya bergerak memperbaiki sejumlah ruas jalan di Kecamatan Dramaga, usai mendapatkan tekanan dari masyarakat dan sorotan tajam media lokal. Dinas PUPR Kabupaten melancarkan program rehabilitasi yang meliputi betonisasi di sejumlah titik sengketa, termasuk Desa Ciherang dan Sukawening. Di sisi lain, pemeliharaan hotmix juga dilakukan sebagai solusi cepat, mengingat akses di Dramaga sangat vital untuk mobilitas warga dan kemacetan yang kerap terjadi di simpang Kampus IPB hingga perempatan Babakan.

Proyek ini meliputi enam paket betonisasi dari total 13 ruas prioritas. Antara lain Jalan Lingkar Kampus IPB sepanjang 350 m (Rp 1,8 miliar), Jalan Situ Burung Carang Pulang 300 m (Rp 1,2 miliar), serta penguatan tebing (DPT) sepanjang 20 m (Rp 2,5 miliar)—semua dikerahkan dengan harapan menghindarkan warga dari limpahan lumpur saat hujan dan potensi kecelakaan akibat lubang menganga. Sementara itu, pemeliharaan rutin tetap berjalan di jalur seperti Jalan Kampus IPB–Cikarawang dan Petir–Babakan Gadog.

Sayangnya, perbaikan tersebut belum melipat kesinambungan. Hotmix yang digunakan temporer, dan betonisasi dijadwalkan tuntas menjelang akhir tahun. Ada kekhawatiran bahwa perbaikan parsial ini akan mengulang siklus kerusakan seperti sebelumnya.

Di tengah upaya perbaikan tersebut, Ormas GMPI (Gerakan Militansi Pejuang Indonesia) Bogor turun tangan sebagai pengawas sosial. Mereka mengecam lambannya respons pemerintah terhadap laporan masyarakat dan menuntut langkah konkret. Aktifis GMPI mengungkapkan bahwa ormasnya telah memperingatkan pemerintah untuk segera bertindak dan bahkan siap melakukan advokasi hingga jalur hukum jika proyek tidak dijalankan dengan transparan dan tuntas.

Kehadiran GMPI menggaungkan pesan bahwa pembangunan infrastruktur tidak bisa hanya berbicara angka dan schema di atas kertas. Murah atau mahalnya perbaikan bukan tolok ukur utama—yang terpenting adalah manfaat nyata bagi warga Dramaga. Mereka menyoroti pentingnya keadilan, agar akses yang dijanjikan juga dirasakan oleh masyarakat pedesaan, bukan hanya jalur menuju kampus atau pusat kota.

Dilatarbelakangi sekitar 113 ribu penduduk Dramaga yang tersebar di 10 desa — termasuk Ciherang yang dihuni lebih dari 17 ribu orang — akses jalan menjadi urat nadi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Gangguan arus kendaraan, seperti angkot dan kendaraan logistik, kerap terjadi saat hujan turun atau musim tanam padi tiba. Hal ini membuat perbaikan tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendesak.

Bupati Bogor sebelumnya telah memberikan sinyal kuat bahwa jalan rusak—termasuk simpang tiga Dramaga dan lingkar IPB—sudah masuk prioritas dan akan segera dilakukan perbaikan melalui koordinasi PUPR. Sementara itu, DPRD setempat juga menindaklanjuti melalui inspeksi bersama Camat Dramaga untuk memastikan kelancaran pelaksanaan proyek.

Kini masyarakat dan GMPI Bogor menunggu dengan seksama. Apakah betonisasi akan benar-benar menyelesaikan masalah atau hanya menjadi proyek parsial tanpa hasil jangka panjang? Apakah bangunan jalan bisa tahan lama dan memenuhi standar teknis? Semua mata kini tertuju pada konsistensi dan keberlanjutan pembangunan—sebuah janji yang tampaknya sederhana, namun memiliki dampak besar bagi kehidupan warga di pelosok Dramaga.

Leave a Comment